Blue Fire Pointer

Pages

Categories

Sabtu, 14 Februari 2015

SYAUQY VII (Menggapai Indahnya Cinta Bersama Al-Qur’an)

SYAUQY VII
(Menggapai Indahnya Cinta Bersama Al-Qur’an)

PART 1
Malang, sebuah kota yang indah, kota yang bisa menyihir para pencari ilmu untuk bisa melanjutkan studinya kemari, dengan suasana yang masih hijau dan udara yang segar membuat banyak pendatang yang singgah ke kota ini. Kota dengan hampir seluruh perguruan tinggi Negerinya terakreditasi A dan kota yang terletak di tanah jawa timur, tanah yang telah melahirkan ulama-ulama besar yang terkenal, tanah yang dalamnya berdiri pondok-pondok pesantren yang melahirkan calon-calon pemimpin umat berbasis agama dan tanah yang melahirkan para penghafal-penghafal Al-Quran.
Kala mentari masih berada di singgasananya dan dingin masih menyelimuti bumi Malang, aku terbangun dari mimpi panjangku, ku buka mata perlahan dan mulai kutatap kamar yang telah menemaniku selama 6 bulan belakangan ini. Mataku menyusuri setiap ujung ruangan dan tak ada seorang pun disini, aku lupa hari ini adalah hari liburan semester 1, semua teman satu kamarku pulang ke kampung halamannya untuk bertemu keluarganya di rumah.
Ku langkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mengambil air wudlu dan bersiap menghadap sang maha pemberi cinta untuk selanjutnya menyiapkan hapalan untuk disetorkan nanti siang.
Oh iyah perkenalkan namaku Ali. Saat ini aku sedang menimba ilmu di salah satu Ma’had ( pondok ) Universitas yang ada di kota malang, yaitu Ma’had sunan Ampel Al-Aly, Universitas Maulana Malik Ibrahim. Saat teman-teman satu pondokku pulang menikmati liburan, aku memilih untuk mengikuti acara yang diadakan oleh HTQ (Haiah Tahfidzul Qur’an) yaitu acara yang bernama SYAUQY. Sebenarnya SYAUQY adalah singkatan dari SYAHRUL QUR'ANY ( bulan Al-qur’an ) akan tetapi SYAUQY sendiri dalam bahasa arab berarti "Rindu", yah untuk liburan kali ini ku putuskan untuk menunda rasa rinduku bertemu kedua orang tua untuk satu bulan bercengkrama dan menghafal ayat-ayat yang maha indah yang tertuang dalam kitab Al-Qur’an.
Aku dahulu dikenal sebagai “anak mami”, mungkin karena sebab itu banyak teman-teman yang meragukanku untuk tidak pulang dan mengikuti acara ini. Bahkan pada suatu malam ayahku menelvon dan mengatakan aku harus pulang karena aku belum siap untuk jauh dari orang tua dengan waktu yang lama, ya bahkan orang tuaku sendiri pun meragukan niatku ini. Tapi dengan tegas akan tetapi dengan kata-kata yang halus ku katakan, “Ayah, aku berniat untuk lebih dekat dan mengenal sang penciptaku melalui kalam-Nya, bukankah itu adalah hal yang baik, aku berjanji aku tidak apa-apa disini, bukankah lebih baik pulang saat aku bisa membawa sesuatu daripada pulang hanya membawa kerinduan semata?” ku renungi kata-kataku barusan apakah akan menyinggung perasaan orang tuaku, tapi Alhamdulillah kedua orang tuaku sepakat dan mengizinkanku untuk lebih lama berada di kota pendidikan ke-2 ini.
Adzan subuh berkumandang memanggil para hamba Allah yang masih terlelap dalam tidurnya untuk segera terbangaun dan menghadapNya. Ku selesaikan hapalanku dan ku kecup penuh kasih sayang Al-qur’an ku dan ku tempelkan ke dada, dekat dengan hati dan ku bawa ke masjid untuk ku lanjutkan hafalan ku setelah shalat subuh.
Saat shalat subuh telah selesai didirikan kulihat beberapa temanku sudah duduk bersandar di tiang-tiang masjid sambil tangannya memegang Al-qur’an akan tetapi matanya ada yang dipejamkan ada juga yang melihat ke atas, ya mereka sedang menghapal juga. Rasanya baru kemarin aku memimpikan hal ini. Teringat dalam pikiranku saat pertama ku injakan kaki di Universitas ini, ku lihat banyak orang-orang yang duduk di serambi masjid sambil menghafal Al-Qur’an, ada sedikit rasa iri kepada mereka saat melihat mereka dengan wajah yang tenang dan bahagia menghafal ayat-ayat indah Al-Qur’an dan sempat ku berdo’a “Ya tuhanku, engkau yang maha mengetahui jalan hidupku, perkenankanlah aku untuk mengikuti mereka, mengenal lebih dekat dirimu melalui ayat-ayat indahmu” . dadaku serasa sesak saat mengingat hal itu, aku terharu saat hapalanku mencapai ayat yang berbunyi
Waidza saalaka ‘ibadi ‘anni fainni qarib. ujibu da’watad-da’i idza da’an. falyastajibu li wal-yu' minu bi la’allahum yarshudun”
186. dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Bukan hal yang mudah memang untuk menghafal ayat-ayat maha dahsyat ini, diperlukan ketekunan dan kesabaran yang tinggi.
Saat mata dan kepala mulai tak tahan lagi menahan kantuk, ku cukupkan menghapal kali ini dengan kecupan di permukaan Al-quran dan berdoa “Ya Allah rahmatilah kami dengan al Qur’an. Jadikan ia imam kami, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah ingatkanlah kami apa yang kami lupa dan ajarkan bagi kami apa yang kami jahil. Karuniakanlah kepada kami untuk dapat membacanya sepanjang malamnya dan sepanjang siangnya. Jadikanlah ia perisai kami. Wahai Tuhan sekalian alam.”

setelah itu ku bawa Al-qur’anku kembali ke pondok dan mulai ku pejamkan mata agar tidak mengantuk saat setoran. bersambung....
Next part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About