Blue Fire Pointer

Pages

Categories

Kamis, 09 Oktober 2014

Goresan Tinta di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Cahaya mentari pagi nan hangat dan diiringi nyanian merdu burung-burung kecil yang riang, menemaniku menulis cerita hidupku di salah satu kota pendidikan di Indonesia, Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, kini adalah tempat ku tulis tinta pancarian ilmuku. Saat sunrise datang aku bersama teman-teman sedang menjalankan aktifitas sehari-hari yaitu ­shabahul lughah.

Perkenalkan namaku Rico Supriyadi, aku adalah mahasiswa UIN Maliki Malang semester 1. Aku berasal dari Cilegon-Banten. Pada tulisan kali ini aku ingin berbagi cerita tentang aktifitas ku di salah satu Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri terbaik di Indonesia, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang Terakreditasi A, salah satu Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang di amanatkan oleh pemerintah menjadi World Class University dan satu-satunya Universitas Islam Negeri yang memadukan tradisi pesantren dan universitas. Semoga tulisanku ini bisa menjadi referensi bagi teman-teman SMA yang masih galau untuk melanjutkan pendidikannya.

            Rindu yang teramat sangat, kurasakan saat aku baru menginjakan kaki disini karena salah satu yang membedakan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim ini dengan Universitas-Universitas Islam yang lain adalah diberlakukannya Ma’had atau pondok pesantren bagi mahasiswa baru selama 2 semester, yaitu semester 1 hingga semester 2. Karena itulah semua mahaiswa baru, baik yang berasal dari Malang ataupun yang dari luar jawa tidak bisa pulang ke rumah setelah jam kuliah selesai, akan tetapi harus tinggal di Ma’had kecuali sabtu-minggu karena pada dua hari itu semua kegiatan akademis diliburkan.

            Nama Ma’had di UIN Maliki ini adalah Ma’had Sunan Ampel Al-aly atau disingkat menjadi MSAA. Ma’had ini terdiri dari beberapa mabna/gedung seperti Mabna Ibnu sina, Ibnu Rusyd, Al-faraby, Al-ghazali, Ibnu Kholdun bagi para ikhwan dan Mabna Fatimah Az-zahra (FAZA) , Khadijatul Kubra (KD) Asma binti Abu Bakar (ABA), Umu Salamah (USA)  bagi para akhwat. Setiap mabna terdiri dari beberapa lantai dan setiap lantai terdiri dari beberapa kamar. Satu kamar untuk ikhwan adalah berjumlah 6 orang dengan 3 ranjang bertingkat dan lemari yang sudah disediakan dari ma’had hanya saja disarankan untuk membawa selimut terutama bagi yang berasal dari luar jawa mengingat kondisi cuaca disini yang dingin, sedangkan untuk para akhwat satu kamar terdiri dari 8 orang dengan kondisi kamar yang lebih luas dari pada ikhwan dan pernyataan tersebut aku peroleh dari teman satu kelasku karena sangat mustahil aku melihat sendiri.   

            Untuk peraturan di ma’had sendiri sebenarnya tidak terlalu ketat seperti di Ma’had - ma’had pada umumnya, disini hanya dilarang membawa benda tajam, membawa alat-alat masak, pemanas air ( heater ), hewan peliharaan dan juga dilarang memakai celana pensil bagi ikhwan. Sedangkan untuk alat-alat elektronik seperti setrika, handphone, Laptop/notebook atau alat-alat elektronik yang tidak memerlukan daya listrik yang besar itu di perbolehkan. “Lalu bagaimana makannya ?” mungkin itu adalah pertanyaan yang muncul dibenak teman-teman sekalian, kalau soal makan, Ma’had menyediakan kantin yang letaknya tidak jauh dari mabna masing-masing yang buka sampai jam 22.00 juga dengan harga yang relative murah. juga disini banyak laundry pakaian yang akan memberi kenyamanan bagi seluruh mahasantri baru.

            Bahagia di dunia dan di akhirat adalah dambaan seluruh manusia, semua itu hanya akan menjadi angan belaka jika semua tidak di mulai dari sekarang, salah satu caranya adalah dengan belajar atau mencari ilmu. Bukankah kita tahu bersama bahwa “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka dengan ilmu, barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsaiapa yang menghendaki keduanya juga dengan ilmu”. Tentu jika ditanya  ingin memilih yang mana kita pasti akan mejawab ingin bahagia di dunia dan akhirat. Salah satu tempat mancari ilmu adalah sekolah atau kampus. Maka menurutku sekolah atau kampus yang ideal adalah sekolah atau kampus yang mempelajari dan memperdalam kedua aspek tersebut. Akan tetapi lupakanlah semua itu disini aku hanya ingin berbagi ceritaku di UIN Maliki, Malang.

            Mentari pagi di kota Malang dengan segarnya udara pagi menemani langkah pertamaku memasuki UIN Malang ini. Setelah mendapat kertas yang berisi nama mabna/pondok selama satu tahun, aku melangkahkan kaki ku menuju mabna terebut, setelah sampai di depan mabna pertamakali yang akan dilakukan adalah panitia atau yang dikenal dengan nama Musyrif/Musyrifah akan memeriksa barang bawaan yang ada di dalam tas kita, karena dikhawatirkan kita membawa benda-benda yang dilarang seperti yang disebutkan diatas. setetelah selesai kita akan diantar ke kamar kita dan jika kita datang lebih awal dari teman satu kamar, maka kita akan bebas memilih  ranjang dan lemari mana yang akan kita gunakan untuk satu tahun kedepan.

            Ketika kehanagtan mentari digantikan oleh kesejukan rembulan, saat itu kami para mahasantri baru menjalani yang namanya placement test atau test untuk penempatan kelas bahasa, kelas ta’lim afkar dan ta’lim Al-Qur’an. Testnya berbentk pilihan ganda yang materinya menyangkut segala hal tentang agama mulai dari macam-macam air, macam-macam haji dan lain-lain, khusus untuk test bahasa, semua teks baik soal ataupun opsi adalah menggunakan dua bahasa yaitu arab dan inggris. Hasil dari test tersebut yang nantinya akan menentukan kelas sesuai kemampuan masing-masing. Setelah semuanya selesai maka saatnya mencicipi ranjang baru untuk kemudian bertemu kedua orang tua dan orang-orang yang kita sayangi lewat mimpi.

Dikala matahari belum menampakkan wajahnya dan bumi malang masih diselimuti hawa dingin, sekitar pukul 03.45 akan ada suara-suara yang akan memisahkan kita dari indahnya dunia mimpi, suara itu berbunyi “istaiqidzuu… istaiqidzuu….” (istaiqidzu artinya: Bangun dari tidur). Suara itu berulang-ulang kali di kumandangkan oleh musyrif, terkadang para musyrif juga melengkapi suaranya dengan dendangan gantungan baju (hanger) atau botol plastic yang di pukulkan ke tembok-tembok kamar guna membuka mata kami para mahasantri baru agr segera melaksanakan shalat subuh berjma’ah di masjid. Karena itulah aku yakin selama satu tahun pertama di UIN Maliki Malang ini tidak akan terlambat melaksanakan salah satu kewajiban sholat terutama sholat subuh berjama’ah. Setelah shalat subuh dilanjutkan dengan membaca “wirdul lathif”  yaitu wiridan-wiridan yang mirip dengan wiridan-wirdan yang termaktub dalam Al-ma’tsurat.

Saat sunrise datang aku bersama teman-teman sedang menjalankan aktifitas sehari-hari yaitu ­shabahul lughah. Shabahul lughah yaitu pagi berbahasa, dilaksanakan tepat setelah selesai membaca wirdul lathif. Shobahul lughah atau pagi berbahasa yaitu kegiatan yang dilakukan di sekitar kampus dimana kita berkumpul sesuai kelas placement test yang kemarin, dan disitu selama kurang lebih satu jam kita akan dilatih berbicara menggunakan bahasa asing, yaitu 1 manggu pertama menggunakan bahasa Arab kemudian satu minggu kedua menggunakan bahsa Inggris, kemudian satu minggu ketiga menggunakan bahasa Arab dan begitu seterusnya, secara rutin kita akan berlatih berbicara menggunakan 2 bahasa tentu dengan cara yang menyenangkan. Karena kita tahu sebentar lagi kita akan memasuki yang namanya ASEAN CONUMITY, dimana akan terjadi pasar bebas se-kawasan ASEAN. Dan salah satu cara agar kita bisa bersaing dengan Negara-negara yang lain diperlukan bahasa yang universal yaitu bahasa Inggris.

Jam menunjukkan pukul 06.00, stelah shabahul lughah selesai dilanjutkan dengan yang namanya Ta’lim Afkar, di dalam ta’lim afkar kita akan berkumpul sesuai kelas placement test dan didalamnya kita akan mengkaji kitab kuning tentang fiqih dan tauhid. Kitab yang dikaji adalah kitab “Tadzhib” dan kitab “Qami’u tughyan”. Dalam kajian ini kita akan mengkaji fiqih dan tauhid secara lebih mendalam dan disertai dalil-dalil yang menguatkan. Ta’lim afkar dilaksanakan pada hari selasa dan kamis, sedangkan pada hari senin dan rabu kita akan melaksanakan Ta’lim Al-Qur’an dn kitab yang dikaji adalah kitab “Tuhfah al-tullab”. Ta’lim akan berakhir pada jam 07.00.

 Kuliah regular dimulai pada pukul 08.10 hingga jam 11.20 itupun dengan jadwal yang tidak terlalu padat, maksudnya bisa satu hari hanya kuliah dari jam 08.10-09.50 saja dan aku rasa semua perguruan tinggi adalah seperti ini dan pasti nanti teman-teman akan mengerti.

PPBA (Program Pengembangan Bahasa Arab) adalah salah satu program yang menarik di sini. PPBA adalah perkuliahan dimana diperuntukkan bagi mahasiswa baru selama 2 semester, disini khusus mempelajari bahasa arab mulai dari Istima’ (menyimak) Kalam (berbicara) Qira’ah (membaca) dan Kitabah (menulis) tentu dengan kelas yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing mulai dari A-F. Kegiatan PPBA dimulai pukul 14.00-16.30 dan 18.30-20.00 jadi kita akan merasakan kuliah di malam hari.

Sebelum PPBA malam hari atau ba’da maghrib kita akan melaksanakan kegiatan pondok yaitu Diba’an, Tahsin Al-Qur’an, Pendampingan dan Muhadoroh. Semua itu dilaksanakan satu hari satu kegiatan dan jadwalnya setiap mabna akan berbeda. Diba’an yaitu bersholawat kepada Nabi Muhammad SAWdengan diiringi musik banjari, Tahsin Al-Qur’an yitu memperbaiki bacaan Al-Qur’an, pendampingan yaitu ngaji bersama pendamping dan tempat mencurahkan segala keluhan di pondok dan muhadoroh yaitu kita belajar berpidato menggunakan 3 bahasa.

            Setelah pulang dari PPBA adalah saatnya beristirahat untuk kemudian bersiap mendengar suara Istaiqidzu di pagi harinya dan semua itu rutin setiap hari terkecuali hari sabtu - minggu karena pada dua hari itu semua kegiatan baik pondok ataupun universitas diliburkan.

selain kegiatan rutin tiap hari kegiatan rutin bulanan seperti khataman Al-Qur’an setiap kamis malam pada minggu terakhir.

            Sekian ceritaku di UIN ini, terimakasih sudah mau membaca ceritaku :)

Wassalamu’aliakum Warrahmatullahi Wabarakatuh

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM
Melahirkan ULAMA YANG INTELEK dan/atau
INTELEK YANG ULAMA
                                                                                Malang, 09 Oktober 2014




Rico supriyadi




           

            

7 komentar:

  1. itulah kamu co .. yang selalu banyak ide,kreatif,cerdas dan menghimbur... tulisan kamu itu inspirasi :) selamat yah.. semoga barokah selama kamu disana :)

    BalasHapus
  2. assalamu'alaikum ini a.rico yah?.. sedikit mau curhat setelah saya baca bloger a.rico dan sedikitnya juga sya sudah mendengr tentang a.rico, sekarang saya kelas 3 SMA di serang tepatnya di pondok. sya bingunng setelah ini saya akan kemana.?.. Apa tetap di pondok mengabdikan diri apa pergi keluar untuk mengejar cita-cita. disisi lain saya sebagai anak dan mamah saya sebagai orang tua masih mempertimbangkan, dan mmah saya mengharuskan saya tetap di pondok untuk mengabdi. itu adalah pilihan yang paling membingungkan antara hati sendiri dan hati yang lainnya. tolong berikan sarannya, terimakasih. wassalamu'alaikum

    BalasHapus
  3. Maaf fathiya baru buka blog...
    emm istikharah kan dulu..
    insyaallah allah maha pemberi jawaban..
    dan orang tua pasti menginginkan yg terbaik untuk anaknya..
    Ikuti kata hati dan bicarakan sama orang tua dengan bahasa yg halus

    BalasHapus
  4. suka ngeblog ternyata , sukses buat kembangin tulisanya..

    BalasHapus
  5. Dan tahun ini giliran saya yg masuk ma'had

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About