Masa
Remaja Nabi Muhammad SAW
sudah baca bag.1 ? kalau belum coba liat nih Keajaiban yang Mengiringi Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sesungguhnya
dalam perkembangan hidupnya, Nabi SAW telah mengoleksi sebaik-baik keistimewaan
yang dimiliki oleh lapisan masyarakat kala itu. beliau memiliki ketajaman
pandangan dan kejernihan berpikir. Beliau tidak pernah minum khamar.
Selama masa remaja dan dewasanya,
tanda-tanda kekuatan, keberanian, ketegaran dan keperkasaannya terlihat dari
putra Quraisy yang istimewa ini. Ketika berusia lima belas tahun, beliau ikut
serta dalam perang Quraisy melawan suku hawazan, yang disebut perang fujjar.
Tugasnya menangkis panah yang diarahkan kepada paman-pamannya. Dalam sirahnya,
Ibn Hisyam mengutip kalimat Nabi, “Aku menangkis panah yang diarahkan kepada
paman-pamanku” sedangkan dalam riwayat lain dikatakan bahwa nabi Muhammad bertugas
sebagai pengambil anak panah yang dilontarkan oleh musuh untuk diserahkan
kepada paman-pamannya untuk di tembakkan kembali kearah musuh.
Keikutsertaan
dalam perang di usia demikian muda ini menjelaskan keberanian Nabi yang tiada
bandingan.
Dalam
kesehariannya, Nabi Muhammad SAW sendiri menjalani sebagian hidupnya sebagai
penggembala. Sebagian penulis sirah mengutip kalimat nabi berikut ini
“semua nabi pernah menjadi penggembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.”
Orang bertanya kepada nabi, “Apakah anda juga pernah menjadi penggembala?”
beliau menajwab, “ya, selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang
mekkah di daerah Qarait”.
Selain
menggembalakan domba, Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang ulung.
Ketika itu paman nabi Muhammad SAW Abu thalib mendengar berita bahwa khadijah
seorang perempuan pedagang yang kaya dan dihormati, mengupah orang yang akan
memperdagangkan hartanya, Abu thalib memberitahukan agar nabi Muhammad SAW ikut
ke rombongan tersebut untuk membantu menaikkan perekonomian abu thalib karena
memang abu thalib hidup miskin dan benyak anak.
Dengan
kejujuran dan kemampuannya ternyata Muhammad SAW mampu benar memperdagangkan
barang-barang khadijah, dengan cara yang lebih banyak menguntungkan daripada
yang dilakukan orang lain sebelumnya. Demikian juga dengan perangainya yang
manis dan perasaannya yang luhur yang membuat siti khadijah jatuh hati kepada
Nabi Muhammad SAW sebelum kemudian mereka menikah.
Pernikahan itu berlangsung dengan
diwakili oleh paman Khadijah, ‘amr bin Asad, disinilah dimulainya lembaran baru
dalam kehidupan Muhammad SAW. Dimulainya kehidupan itu sebagai suami istri dan
ibu-bapa, suami-istri yang harmonis dan sedap dari kedua belah pihak dan
sebagai ibu-bapa yang telah merasakan pedihnya kehilangan anak seperti yang
telah dialami Muhammd SAW yang juga telah kehilangan ibu-bapak semasa ia masih
kecil.
Sudah
menjadi kebiasaan masyarakat arab masa itu bahwa golongan berpikir mereka
selama beberapa waktu setiap tahun menjauhkan diri dari keramaian orang,
berkhalwat dan mendekatkan diri kepada tuhan-tuhan mereka dengan bertapa dan
berdo’a. pengasingan untuk beribadat semacam ini mereka namakan tahanuf
dan tahannus.
Nabi
ketika itu bertahanus di gua hira. Tatkala ia dalam keadaan tertidur dalam gua
itu, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata
kepadanya : “bacalah!” dengan terkejut Muhammad menjawab: “saya tak dapat
membaca.” Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya kemudian melepaskannya
seraya katanya lagi “bacalah!” masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad
menjawab “saya tak dapat membaca.” Ia merasa malaikat itu mencekiknya sekali
lagi, kemudian melepaskannya kembali seraya berkata “bacalah” masih dalam
ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab “Apa yang akan saya baca”
seterusnya malaikat itu berkata “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq
:1-5)
Dengan
hati yang masih khawatir dan gelisah nabi bercerita kepada istrinya khadijah
dan khadijah berkata “ o putra pamanku. Bergembiralah dan tabahkan hatimu. Demi
dia yang memegang hidup Khadijah, saya berharap kiranya anda akan menjadi nabi
atas umat ini. Allah sama sekali tak akan mencemoohkan anda; sebab andalah yang
mempererat tali kekeluargaan, jujur dalam kata-kata, anda yang mau memikul
beban orang lain dan menghormai tamu dan menolong mereka yang dalam kesulitan
atas jalan yang benar.”
Muhammad
merasa tenang kembali dan perlahan-lahan Muhammad teridur, dan ketika suaminya
itu sedang tertidur, Khadijah pergi menemui waraqah bin naufal yang merupakan
penganut agama nasrani yang sudah mengenal bible dan menerjemahkannya kedalam
bahasa arab. Kemudian khadijah menceritakan apa yang telah dialami suaminya,
dan waraqah berkata “ Maha kudus Ia, Maha kudus, demi dia yang memegang hidup
waraqah. Khadijah, percayalah dia telah menerima namus(wahyu) yang
besar. Seperti yang telah diterima oleh Musa AS. Dan sungguh dia adalah nabi
umat ini. Katakanlah kepadanya supaya tetap tabah.”
Ketika khadijah
pulang, ia mendapati suaminya masih tertidur, kemudian turunlah ayat “ Hai
orang yang berkemul (berselimut),bangunlah, lalu berilah peringatan!dan Tuhanmu
agungkanlah!dan pakaianmu bersihkanlah,dan perbuatan dosa tinggalkanlah,dan
janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak.dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (Q.S Al-Mudatsir
:1-7)
Ketika
Nabi Muhammad SAW mengajak kaum Quraisy untuk beriman, banyak sekali halangan
yang dihadapi oleh nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang telah memeluk islam.
Mereka (kaum Quraisy) menjuluki Nabi Muhammad SAW sebagai orang gila, tukang
sihir, pendusta dan ketika mereka berjalan di belakang Nabi SAW dan berpapasan
dengan beliau, mereka memandang dengan pandangan mata penuh kebencian, rasa
dendam dan gemuruh kemarahan.
Dan
sahabat pun tak luput dari siksaan kaum Quraisy, Sebagai contoh utsman bin
affan digulung oleh pamannya ke dalam tikar yang terbuat dari daun kurma, kemudian
diasapi dari bawahnya, Mush’ab bin Umair, manakala ibunya mengetahui keislaman
dirinya, ibunya membiarkan mush’ab bin umair kelaparan bahkan diusir dari
rumah, Shuhaib bin Sinan ar-Rumi disiksa hingga kehilangan ingatan dan tidak
menyadari apa yang dibicarakannya sendiri. Dan budak milik umayyah bin khalaf
al-jumahi, yaitu bilal bin rabbah, yang dibawa keluar disiang hari yang sangat
panas oleh majikannya, kemudian dibaringkan diatas tanah yang berkerikil dan
ditindih dengan batu besar pada bagian dadanya. Meskipun pada kondisi demikian,
ia tetap berteriak “Allah Maha Esa”. Mereka terus menyiksanya hingga suatu hari abu bakar melewatinya lalu
membelinya dan memerdekakannya.
Dan masih
banyak lagi kisah penyiksaan terhadap sahabat yang telah masuk islam yang amat
memilukan dan diluar akal sehat. Akan
tetapi semua itu justru menambah keyakinan para sahabat kepada islam. Begitulah
orang-orang yang telah diberi hidayah oleh Allah SWT.
bersambung....
Referensi
1.
Ja’far
Subhani. Sejarah Nabi Muhammad SAW. 2006. (Jakarta: Penerbit lentera)
2.
Syaikh
Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri. Perjalanan Hidup Rasul Yang Agung Muhammad
SAW. 2001. (Jakarta: Darussalam)
3.
Muhammad
Husain Haekal. Sejarah Hidup Muhammad SAW. 2014. (Jakarta: Litera
Nusantara)
4.
Abdus
Salam Harun. Tahdzib Sirah Nabawiyah: Ibnu Hisyam.2003.(Jakarta: Darul
Haq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar