Blue Fire Pointer

Pages

Categories

Sabtu, 16 April 2016

Masa Remaja Nabi Muhammad SAW

Masa Remaja Nabi Muhammad SAW
sudah baca bag.1 ? kalau belum coba liat nih Keajaiban yang Mengiringi Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sesungguhnya dalam perkembangan hidupnya, Nabi SAW telah mengoleksi sebaik-baik keistimewaan yang dimiliki oleh lapisan masyarakat kala itu. beliau memiliki ketajaman pandangan dan kejernihan berpikir. Beliau tidak pernah minum khamar.
            Selama masa remaja dan dewasanya, tanda-tanda kekuatan, keberanian, ketegaran dan keperkasaannya terlihat dari putra Quraisy yang istimewa ini. Ketika berusia lima belas tahun, beliau ikut serta dalam perang Quraisy melawan suku hawazan, yang disebut perang fujjar. Tugasnya menangkis panah yang diarahkan kepada paman-pamannya. Dalam sirahnya, Ibn Hisyam mengutip kalimat Nabi, “Aku menangkis panah yang diarahkan kepada paman-pamanku” sedangkan dalam riwayat lain dikatakan bahwa nabi Muhammad bertugas sebagai pengambil anak panah yang dilontarkan oleh musuh untuk diserahkan kepada paman-pamannya untuk di tembakkan kembali kearah musuh.
Keikutsertaan dalam perang di usia demikian muda ini menjelaskan keberanian Nabi yang tiada bandingan.
Dalam kesehariannya, Nabi Muhammad SAW sendiri menjalani sebagian hidupnya sebagai penggembala. Sebagian penulis sirah mengutip kalimat nabi berikut ini “semua nabi pernah menjadi penggembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.” Orang bertanya kepada nabi, “Apakah anda juga pernah menjadi penggembala?” beliau menajwab, “ya, selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang mekkah di daerah Qarait”.
Selain menggembalakan domba, Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang ulung. Ketika itu paman nabi Muhammad SAW Abu thalib mendengar berita bahwa khadijah seorang perempuan pedagang yang kaya dan dihormati, mengupah orang yang akan memperdagangkan hartanya, Abu thalib memberitahukan agar nabi Muhammad SAW ikut ke rombongan tersebut untuk membantu menaikkan perekonomian abu thalib karena memang abu thalib hidup miskin dan benyak anak.
Dengan kejujuran dan kemampuannya ternyata Muhammad SAW mampu benar memperdagangkan barang-barang khadijah, dengan cara yang lebih banyak menguntungkan daripada yang dilakukan orang lain sebelumnya. Demikian juga dengan perangainya yang manis dan perasaannya yang luhur yang membuat siti khadijah jatuh hati kepada Nabi Muhammad SAW sebelum kemudian mereka menikah.
            Pernikahan itu berlangsung dengan diwakili oleh paman Khadijah, ‘amr bin Asad, disinilah dimulainya lembaran baru dalam kehidupan Muhammad SAW. Dimulainya kehidupan itu sebagai suami istri dan ibu-bapa, suami-istri yang harmonis dan sedap dari kedua belah pihak dan sebagai ibu-bapa yang telah merasakan pedihnya kehilangan anak seperti yang telah dialami Muhammd SAW yang juga telah kehilangan ibu-bapak semasa ia masih kecil.
Sudah menjadi kebiasaan masyarakat arab masa itu bahwa golongan berpikir mereka selama beberapa waktu setiap tahun menjauhkan diri dari keramaian orang, berkhalwat dan mendekatkan diri kepada tuhan-tuhan mereka dengan bertapa dan berdo’a. pengasingan untuk beribadat semacam ini mereka namakan tahanuf dan tahannus.
Nabi ketika itu bertahanus di gua hira. Tatkala ia dalam keadaan tertidur dalam gua itu, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata kepadanya : “bacalah!” dengan terkejut Muhammad menjawab: “saya tak dapat membaca.” Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya kemudian melepaskannya seraya katanya lagi “bacalah!” masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab “saya tak dapat membaca.” Ia merasa malaikat itu mencekiknya sekali lagi, kemudian melepaskannya kembali seraya berkata “bacalah” masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab “Apa yang akan saya baca” seterusnya malaikat itu berkata “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq :1-5)
Dengan hati yang masih khawatir dan gelisah nabi bercerita kepada istrinya khadijah dan khadijah berkata “ o putra pamanku. Bergembiralah dan tabahkan hatimu. Demi dia yang memegang hidup Khadijah, saya berharap kiranya anda akan menjadi nabi atas umat ini. Allah sama sekali tak akan mencemoohkan anda; sebab andalah yang mempererat tali kekeluargaan, jujur dalam kata-kata, anda yang mau memikul beban orang lain dan menghormai tamu dan menolong mereka yang dalam kesulitan atas jalan yang benar.”
Muhammad merasa tenang kembali dan perlahan-lahan Muhammad teridur, dan ketika suaminya itu sedang tertidur, Khadijah pergi menemui waraqah bin naufal yang merupakan penganut agama nasrani yang sudah mengenal bible dan menerjemahkannya kedalam bahasa arab. Kemudian khadijah menceritakan apa yang telah dialami suaminya, dan waraqah berkata “ Maha kudus Ia, Maha kudus, demi dia yang memegang hidup waraqah. Khadijah, percayalah dia telah menerima namus(wahyu) yang besar. Seperti yang telah diterima oleh Musa AS. Dan sungguh dia adalah nabi umat ini. Katakanlah kepadanya supaya tetap tabah.”
Ketika khadijah pulang, ia mendapati suaminya masih tertidur, kemudian turunlah ayat “ Hai orang yang berkemul (berselimut),bangunlah, lalu berilah peringatan!dan Tuhanmu agungkanlah!dan pakaianmu bersihkanlah,dan perbuatan dosa tinggalkanlah,dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (Q.S Al-Mudatsir :1-7)
Ketika Nabi Muhammad SAW mengajak kaum Quraisy untuk beriman, banyak sekali halangan yang dihadapi oleh nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang telah memeluk islam. Mereka (kaum Quraisy) menjuluki Nabi Muhammad SAW sebagai orang gila, tukang sihir, pendusta dan ketika mereka berjalan di belakang Nabi SAW dan berpapasan dengan beliau, mereka memandang dengan pandangan mata penuh kebencian, rasa dendam dan gemuruh kemarahan.
Dan sahabat pun tak luput dari siksaan kaum Quraisy, Sebagai contoh utsman bin affan digulung oleh pamannya ke dalam tikar yang terbuat dari daun kurma, kemudian diasapi dari bawahnya, Mush’ab bin Umair, manakala ibunya mengetahui keislaman dirinya, ibunya membiarkan mush’ab bin umair kelaparan bahkan diusir dari rumah, Shuhaib bin Sinan ar-Rumi disiksa hingga kehilangan ingatan dan tidak menyadari apa yang dibicarakannya sendiri. Dan budak milik umayyah bin khalaf al-jumahi, yaitu bilal bin rabbah, yang dibawa keluar disiang hari yang sangat panas oleh majikannya, kemudian dibaringkan diatas tanah yang berkerikil dan ditindih dengan batu besar pada bagian dadanya. Meskipun pada kondisi demikian, ia tetap berteriak “Allah Maha Esa”. Mereka terus menyiksanya  hingga suatu hari abu bakar melewatinya lalu membelinya dan memerdekakannya.
Dan masih banyak lagi kisah penyiksaan terhadap sahabat yang telah masuk islam yang amat memilukan dan diluar akal sehat.  Akan tetapi semua itu justru menambah keyakinan para sahabat kepada islam. Begitulah orang-orang yang telah diberi hidayah oleh Allah SWT. 
bersambung....  

Referensi
1.      Ja’far Subhani. Sejarah Nabi Muhammad SAW. 2006. (Jakarta: Penerbit lentera)
2.      Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri. Perjalanan Hidup Rasul Yang Agung Muhammad SAW. 2001. (Jakarta: Darussalam)
3.      Muhammad Husain Haekal. Sejarah Hidup Muhammad SAW. 2014. (Jakarta: Litera Nusantara)
4.      Abdus Salam Harun. Tahdzib Sirah Nabawiyah: Ibnu Hisyam.2003.(Jakarta: Darul Haq)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About