Kita Bagaikan
Pohon Pisang
Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah ) bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata ) “Ya tuhan kami, tidaklah
engkau menciptakan semua ini sia-sia; maha suci engkau, lindungilah kami dari
azab neraka.
(Q.S Ali Imran : 190-191 )

Hari itu, pagi 25 desember 2014,
saat liburan akan datang membawa kebahagiaan, ku buka Laptop pinjaman dari
kakaku dan mulai ku telusuri dunia luar dari dalam kamar. kerinduanku pada
orang-orang yang telah kukenal mendorongku untuk membuka salah satu situs
jejaring sosial yaiu facebook. Kerinduan,
keharuan dan kebahagiaan bercampur menjadi satu manakala kulihat kini Forum
dakwah yang dulu kami rintis kini telah mencapai jilid – 3
Khayalanku pun melayang membayangkan
betapa manisnya saat itu. Saat dimana kami mempunyai satu pikiran membuat forum
dakwah yang dikenal dengan “Rohis” di kota kami tinggal, Cilegon. Bukan
popularitas atau mengikuti trand yang kami jadikan landasan mendirikan forum
ini, melainkan untuk bersama-sama memperbaiki diri, melihat betapa rapuhnya
akhlak pelajar zaman sekarang, bersama-sama menyuarakan keindahan islam di kota
ini untuk akhirnya bersama-sama
bergandengan tangan mencari ridha-Nya. Banyak yang satu pikiran, tapi seleksi
alam membuat beberapa dari kami harus berpisah. Keraguan pun datang menghantam batin,
tak mungkin bisa mendirikan forum setingkat kota yang harus merangkul seluruh
sekolah SMA di kota ini.
Masih tergambar jelas dalam benak
kami sosok 2 orang yang amat kami cinta dan sayangi, yah, beliau sudah kami
anggap sebagai orang tua baru bagi kami, bimbingan dan nasehatnya selalu
mengiringi langkah kami dalam berdakwah, bahkan tak jarang beliau beliaulah
yang berkorban untuk kami. Karena beliau-beliaulah hati kami menjadi kuat dan
tekad kami pun sudah menjadi harga mati untuk terus memperjuangkan forum ini.
Jatuh, bangun, susah, sedih, tangis, canda dan tawa mengiringi langkah kami
dalam menjalankan apa yang telah kami cita-citakan bersama.
Kini kami telah belajar banyak, kami
telah belajar tentang apa arti memberi dan keikhlasan, bagaikan pohon pisang
yang terus berjuang hidup menghasilkan buah yang nikmat. Terus hidup walaupun
daunnya sering hilang baik dimakan hewan ataupun di pangkas oleh orang-orang
untuk membuat kue tradisional. Untuk akhirnya menghasilkan buah pisang yang
lezat. Begitu pula kita, yang harus
selalu berusaha memberi manfaat kepada orang lain, karena “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain”
Satu
yang menarik dari pohon ini. Pohon pisang hanya berbuah 1 kali, setelah berbuah
pohon pisang di tebang dan di sekelilingnya bermunculan tunas-tunas kecil yang banyak
jumlahnya. Kemudian tunas itu akan tumbuh dan berbuah dan menghasilkan
tunas-tunas kecil lagi dan begitu seterusnya,
Itulah
yang dakwah, yang tak boleh berhenti selama bumi yang indah ini masih kita
pijaki dan itulah kami rasakan sekarang, kami dulu hanya tunas-tunas kecil dari
2 pohon yang besar, dari 2 pohon itu kami tumbuh dan menghasilkan buah, untuk
kemudian kami menyatu kembali kepada tanah dan menjadi pupuk untuk tunas yang
kami hasilkan, yah, masa bhakti kami hanya 1 periode, dan selama 1 periode itu
kami telah berusaha dan berjuang dengan keras untuk bisa bermanfaat dan
menghasilkan buah yang nikmat, setelah itu kami hanya bisa memupuk, membantu
dan memotivasi kalian wahai tunas yang baru untuk terus menjalankan roda
organisasi dan sekaligus melanjutkan estafet dakwah sekolah ini.
Perjuangan
dan kelelahan yang dulu kami rasakan kini berganti dengan kerinduan yang
teramat mendalam.
Dan
semua cerita indah itu tertulis rapi dalam album kenangan yang berjudul :
“-
FoR-C – “ ( Forum Rohis – Cilegon ) :”)